Translate

Samstag, 31. Januar 2015

Cerita Tanpa Klimaks

Sabtu, tanggalnya gue lupa, gue sama temen gue yang ya udah gue anggep abang gue itu berencana kesebuah tempat niatnya sih mau ngerjain sesuatulah tapi malah main. ahahaha

oke, rencana berawal dari gue punya tugas aneh dan gue tiba-tiba ngeliat kalender yang disitu ada gambar taman tepatnya taman menteng. wkwk digambar itu viewnya keren padahal sih kayanya itu sekedar effect dan entah knp gue penasaran karna gue kala itu belum pernah ke main ke taman trsebut. dan gue disitu mikir, siapa ya yang enak gue ajak pergi.. setelah gue mikir cukup matang dan lama, yasudahlah gue memutuskan untuk ngajak abang-abangan itu..

dengan rasa pede gue ngajak dia tanpa basa-basi dan setelah berlama bernegosiasi yang terjadi tarrrrrraaaa dia mau. wkwk

setelah bernegosiasi kita janjian untuk pergi keesokan harinya niatnya sih jalan ba'da dzuhur tapi nyatanya kita jalan sekitar jam dua kurang ya tapi gak salah juga sih krn jam stngh dua juga setelah dzuhur tapikan ..... ah yasudahlah gue juga gak heran sih akan hal itu. hahaha

01.45 dia nyamper gue, padahal pas negosiasi gue yang mau nyamper dia tapi gak tau kesambet apaan sampe-sampe jadi dia yang yang malah samper gue.. setelah itu kita langsung jalan, ya pas di jalan kita malah bingung mau kemana eh gak bingung deh cuma labil aja mau lebih dulu ke gramedia atau ke taman dulu, tapi sebenernya gue tuh rada ragu buat ketamanue karna kala itu sedang mendung dan gak enak dong masa ketaman pas hujan-hujan kek sinetron aje. wakaka, udah mana naik motornya dia lagi kan jadi gak enak gitu ya walaupun sama temen sendiri sih. wakakaak

sekitar jam setengah tiga kurang gue nyampe dah tuh di gramedia matraman, beli buku sebentar langsung pergi lagi deh.. sebenernya sih gue masih betah buat berlama-lama disitu scra buku disana buku terbaru, tapi yasudahlah karna waktu akhirnya kita lanjut jalan ke taman menteng nah disitu sebenernya udah gerimis cuma krn kenekatan kita akhirnya kita tetep jalan dan untungnya gerimisnya cuma disitu aja..

gak lama kita jalan, kita ngomongin taman dan kita berfikiran untuk ke tim dulu eh planetarium deng, muter, muter, muter dengan rumus sok taunya kita, akhirnya kita sampe dan ya menyedihkan sekali ternyata kala itu planetariumnya sudah tutup krn kalau gak salah waktu tutupnya itu sekitar jam setengah tigaan atau jam tigaan gitu, lupa. alhasil, kita cuma muter-muterin halaman sekitar situ ajah. daripada kita berlama-lama disana akhirnya kita jalan lagi ke taman menteng.

sekitar jam ....... pokonya pas adzan ashar berkumandang gue udah sampe di taman menteng nah pas udah nyampe gue menikmati taman  dan sedikit berpose juga sih disitu. oia disitu ada dua rumah kaca yang sampe sekarang gue masih penasaran itu buat apa, wk, disana juga ada lapangannya kayanya kalo siang lapangannya sepi deh. lanjut yaa, abis itu kita sholat, setelah sholat kita jalan lagi ke taman suropati, taman ini gak jauh dr taman mentang ya mungkin gak ada lima menit kalo misalkan kita kesana berkendara motor

nyampe disana, kita langsung disambut sama pohon rindang. ahahahaha ini taman tata letaknya beda sama yang sebelumnya klo ini lebih tertutup dan adem dan cadasnya lagi ini taman ada wifinya kalo rumah gue depan nih taman tiap hari kali gue main kesana terus sambil bawa alat ritual. wakakaka

disini gue sampe sekitar jam 5 lewatan, sebelum kita melanjut untuk pulang, kita memutuskan untuk ke pasar santa dulu, awalnya kita ragu buat ngelanjutin kesana karna kita sama-sama gak tau itu tempat dimana dan hp kita sama-sama low, tapi dengan modal nekad, kita lanjutkan perjalanan itu.

Muter, muter, muter sampe kita nyasar-nyasar akhirnya magrib kita sampe pasar itu, kita memutuskan untuk kedalam pasar terlebih dahulu, dan disana rame bngtt, bnyk yg antri. Sambil menunggu antrian sepi kita sholat dulu, sehabis sholat kita kesana lagi eh yang ada bukannya makin sepi malah makin rame.. yaudah akhirnya kita muter-muter nyari tempat yang terkenal disana, tadinya kita berniat untuk makan roti matcha tpi kita harus nunggu sejam dulu, jadinya kita gak jdi makan roti dan kita menemukan kedai kopi, gue sih suka bngt tp dia ternyata gak suka kopi. Wkwk
Gue mesen cappucino, dia mesen chocolate apa gituu.. sekitar 5-10mnt nama gue dipanggil, oke pesanan gue dulu yang jadi.. dan gak lama kemudian nama gue dipanggil lagi, dan gak lama kemudian lama lagi nama gue dipanggil.. ya ternyata pas nama gue dipanggil yg kedua kali itu ternyata capucino lagi bukan chocolate, dia minumlah capucino itu cuma sedikit ia seruput krn dia gak doyan dan kata-kata yg bikin gue ketawa "Nih, kopinya buat lu aja, perut gue gak kuat", hahaha gue ketawa krn gue inget sebelum ini gue juga pernah ngajak org ngopi tpi gak doyan kopi dan dia terpaksa untuk ngopi juga. Hahaha

Sekitar 30mnt keliling-liling dan lihat-lihat kita memutuskan buat pulang krn suasana semakin rame dan malam. Oia kalo kepasar ini bawa uang yang banyak krn koceknya lumayan..

Isya kita pulang, sekitar jam 8an sebelum pulang gue ke kedai susu, jam stngh 9 kurang udh nyampe deh di rumah gue.. wakakaka

Diperjalanan ini sebenernya bnyk cerita tapi krn bnyk jdi gak diceritain deh. Wakakaka

Sonntag, 25. Januar 2015

Karakter Tokoh Pandawa Lima


Oke disini gue bakal ngeshare karakteristik lima pandawa ini yang pnya sifat cetar-cetar dan mesti di contoh. hehe

1. Yudistira



Yudistira memiliki nama kecil Puntadewa. Ia merupakan yang tertua diantara lima Pandawa, atau putera Pandu dengan Dewi Kunti. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama. Yudistira memrintah di kerajaan Amarta.

Karakter : Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi, suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah. Sifat lainnya yang menonjol adalah adil, sabar, jujur, taat terhadap ajaran agama, penuh percaya diri, dan berani berspekulasi.

2. Bima


Bima dengan nama kecilnya Sena. Bima merupakan putra kedua Pandu dengan Dewi Kunti. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga memiliki nama julukan Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati yang baik. Pandai memainkan senjata gada. Senjata gadanya bernama Rujakpala. Bima juga dijuluki Werkudara. Dalam pewayangan Jawa, Bima memiliki anak yaitu Gatotkaca, Antareja dan Antasena.

Karakter : Bima memililki sifat dan perwatakan; gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur.
Ia juga memiliki sifat kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya   hatinya lembut,  setia pada satu sikap, tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.

3. Arjuna



Arjuna dengan nama kecilnya Permadi. Arjuna merupakan putra bungsu Dewi Kunti dengan Pandu. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra, Sang Dewa perang. Ia adalah ksatria cerdik dan gemar berkelana, gemar bertapa dan berguru menuntut ilmu. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai ksatria. Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran besar di melawan Kurawa. Arjuna dikenal juga dengan nama Janaka. Ia memimpin kerajaan di Madukara

Karakter : Arjuna memiliki sifat perwatakan cerdik pandai, pendiam, lemah lembut budinya,teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah.

4. Nakula


Nakula dengan nama kecilnya Pinten. Nakula merupakan salah satu putera kembar pasangan Dewi Madrim dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Nakula pandai memainkan senjata pedang. Nakula merupakan pria yang paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang yang tangguh. 

 Karakter : perwatakan jujur, setia, taat pada orang tua dan tahu membalas budi serta dapat menjaga rahasia.

5. Sadewa


Sadewa dengan nama kecilnya Tangsen. Sadewa merupakan salah satu putera kembar pasangan Dewi Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Sadewa adalah orang yang sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang yang ahli dalam ilmu astronomi. 

Karakter :perwatakan jujur, setia, taat pada orang tua dan tahu membalas budi serta dapat menjaga rahasia. 

Sejarah Wayang Di Indonesia


Wayang dikenal oleh bangsa Indonesia sudah sejak 1500 th. sebelum Masehi, karena nenek moyang kita percaya bahwa setiap benda hidup mempunyai roh/jiwa, ada yang baik dan ada yang jahat. Agar tidak diganggu oleh roh jahat, maka roh-roh tersebut dilukis dalam bentuk gambaran (gambar ilusi) atau bayangan (wewayangan/wayang ), disembah dan diberi sesajen yang kemudian dikenal kemudian dengan kepercayaan Animisme. Kepercayaan nenek moyang kita demikian berlangsung lama, tetapi dengan kedatangan A-gama Hindu kepercayaan baru yang datang dari India termasuk juga adat dan budayanya, maka gambaran ( gambar ilusi ) Roh, berubah fungsinya. menyampaikan ajaran-ajaran agama. Hal demikian kelak ditiru oleh Sunan Kalijaga ( R.M. Said ) salah satu Wali Songo untuk menyebarkan dan mengembang kan ajaran Islam di Indonesia, meskipun disana-sini disisipkan ajaran-ajaran filsafat dan agama Islam, seperti “Jimat Kalimusodo” yang dimaksud adalah dua kalimat syahadat. Demikian pula variasi-variasi ceritanya selain cerita Mahabarata dan Ramayana, masih banyak cerita-cerita yang diadopsi dari cerita-cerita Panji, cerita Menak yang berkembang pada masa Kesultanan Ngayogjakarta Hadiningrat.  


Perkembangan bentuk wayang juga mengalami perkembangan ragamnya, yakni mulai dari rumput, kulit kayu, kulit binatang ( wayang kulit ), wayang lukisan kain ( wayang beber ) dlsb. Wayang bukan hanya sekedar tontonan tetapi juga tuntunan dalam kehidupan untuk mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat dalam tingkat kesempurnaan abadi, sehingga tokoh-tokoh di pewayangan di identikkan dengan sifat-sifat manusia dan alam didalam kehidupan sehari-harinya. Dalam cerita pewayangan banyak ditemukan falsafah-falsafah hidup dan sering dijadikan kajian ilmiah.


Tidak ada sesuatu seni budaya yang mandeg. Seni budaya akan selalu berubah dan berkembang, namun perubahan seni budaya wayang ini tidak berpengaruh terhadap jati dirinya, karena wayang telah memiliki landasan yang kokoh. Landasan utamanya adalah sifat "hamot, hamong, hamemangkat yang menyebabkannya memiliki daya tahan dan daya kembang wayang sepanjang zaman. 


Hamot adalah keterbukaan untuk menerima pengaruh dan masukan dari dalam dan luar;  


Hamong adalah kemampuan untuk menyaring unsur-unsur baru itu sesuai nilai-nilai wayang yang ada, untuk selanjutnya diangkat menjadi nilai-nilai yang cocok dengan wayang sebagai bekal untuk bergerak maju sesuai perkembangan masyarakat. 


Hamemangkat atau memangkat sesuatu nilai menjadi nilai baru. Dan, ini jelas tidak mudah. Harus melalui proses panjang yang dicerna dengan cermat. Wayang dan seni pedalangan sudah membuktikan kemampuan itu, berawal dari zaman kuna, zaman Hindu, masuknya agama Islam, zaman penjajahan hingga zaman merdeka, dan pada masa pembangunan nasional dewasa ini. Kehidupan global juga merupakan tantangan dan sudah barang tentu wayang akan diuji ketahanannya dalam menghadapinya.


sumber : http://pepadi.kebumenkab.go.id
http://supraba15.blogspot.com/2013/04/sejarah-asal-usul-wayang.html